top of page

Pengalaman Umrah Backpacker: Berkesan Banget!

Banyak traveler yang belum tahu kalau ibadah umrah bisa dilakukan ala backpacker. Simak dulu plus-minus, dan kisah lengkap pengalamannya berikut ini. Apa yang terlintas dalam benak anda manakala mendengar tentang 'Umrah Backpacker'? Saya yakin persepsi awal yang terbentuk dalam benak Anda adalah tas carier besar yang memuat segala keperluan selama umrah, fasilitas akomodasi dan transportasi sederhana, dan konsekuensi untuk mengurus segala sesuatunya sendiri, tanpa dibantu oleh pihak travel, mulai dari pengurusan visa, surat mahram maupun dokumen-dokumen lain yang diperlukan. Itu pula yang menjadi persepsi awal saya manakala mendengar tentang 'Umrah Backpacker' untuk pertama kalinya, beberapa tahun silam. Namun persepsi awal tersebut berubah secara drastis, manakala saya mendapat kesempatan untuk merasakan secara langsung umrah ala 'backpacker' ini. Mungkin di luar sana ada berbagai macam versi umrah backpacker, namun inilah umrah backpacker versi yang saya rasakan.

Bermula dari informasi yang disampaikan oleh seorang kawan mengenai tiket promo seharga Rp 1.300.000 (sudah termasuk bagasi 30kg) dari salah satu maskapai penerbangan milik Malaysia dengan rute Kuala Lumpur-Jeddah-Kuala Lumpur di bulan Agustus 2016 lalu untuk keberangkatan bulan Februari 2017, saya pun tidak ingin melewati kesempatan langka ini. Tidak mudah memang dalam berburu tiket promo ini, karena dalam prosesnya, harga yang tertera di website cenderung mengalami perubahan dalam hitungan detik, dan tidak jarang pula website mengalami 'down', dikarenakan banyaknya orang yang mengakses website yang sama. Oleh karenanya dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan sikap pantang menyerah untuk bisa mendapatkan dan menyelesaikan proses pembelian tiket, hingga tiket issued. Adapun untuk tiket Jakarta-Kuala Lumpur-Jakarta saya menggunakan maskapai penerbangan asal Belanda yang pada kala itu terbilang cukup murah untuk pembelian yang dilakukan hanya selang beberapa hari dari waktu keberangkatan, yakni sekitar Rp 980.000, sudah termasuk bagasi 23 Kg. Singkat cerita, setelah tiket tersebut saya dapatkan, saya kemudian bergabung dalam sebuah grup whatsapp yang terdiri dari sekitar 30 orang rekan-rekan sesama pemburu tiket promo yang mendapatkan tiket dengan destinasi dan jadwal penerbangan yang sama. Dengan dikoordinir oleh seorang kawan, kami pun kemudian mengkomunikasikan rencana umroh kami melalui media whatsapp tersebut. Adapun hal-hal krusial yang menjadi pembahasan utama antara lain, pemilihan travel umroh yang akan mengakomodir keperluan kami selama umroh, dan juga kelengkapan dokumen yang diperlukan. Setelah mempertimbangkan fasilitas, berikut paket harga yang ditawarkan oleh beberapa travel umroh, pilihan kami pun jatuh pada salah satu travel umroh yang berlokasi di daerah Bintaro. Dengan harga paket US$ 505 atau sekitar Rp 6.817.500 per orang untuk pilihan paket satu kamar 4 orang selama 7 hari (di luar waktu penerbangan) dan Rp 250.000 untuk pembuatan surat mahram bagi yang pergi tanpa mahram. Biaya tersebut mencakup fasilitas hotel bintang 4 selama 2 hari 1 malam di Madinah, hotel bintang 5 selama 5 hari 4 malam berada di Mekkah (masing-masing lengkap dengan fasilitas bersantap sebanyak 3 kali sehari), bus ukuran besar sebagai moda transportasi selama menjalankan ibadah umroh, seorang ustadz yang bertindak sebagai pembimbing, dan juga sesi manasik yang diadakan 3 minggu sebelum berangkat umroh.

Hotel Hyatt yang kami tinggali selama menjalankan ibadah umrah ala backpacker di Madinah

Hotel Ayjad Makariem yang kami tinggali selama menjalankan ibadah umrah ala backpacker di Mekkah

Selain itu, kami juga diberi buku doa sebagai panduan berumrah, air zam-zam sebanyak 5 liter, slayer, dan name tag sebagai tanda pengenal serta bonus berupa bantal leher untuk menemani sepanjang perjalanan panjang kami. Jika ada yang bertanya kenapa tidak mendapat koper, mukena, seragam batik dan perlengkapan lainnya, mungkin ini salah satu yang membedakan antara umrah backpacker dengan umrah regular pada umumnya. Untuk umrah backpacker memang tidak menyertakan item-item tersebut dalam harga paket yang harus dibayar oleh peserta. Hal ini dimaksudkan agar biaya tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan fasilitas akomodasi dan transportasi secara maksimal sehingga dapat mendukung kelancaran ibadah. Pertanyaan yang kerap muncul kemudian adalah bagaimana kita bisa tahu bahwa ada maskapai yang sedang melakukan promo? Saya dapat memberikan beberapa tips terkait dengan hal tersebut dan juga tips bagaimana memilih travel umrah yang tepat sebagai berikut : 1. Bergabung dalam grup-grup yang acapkali membicarakan seputar promo yang ada di social media, seperti Facebook, Instagram dan lainnya. Atau bisa juga mendaftarkan email anda pada website dari tiap maskapai sehingga pada saat mereka hendak mengadakan promo, anda akan dikirimkan newsletter yang berisi tentang informasi seputar promo yang akan mereka adakan. 2. Siapkan koneksi internet yang stabil sehingga memudahkan anda pada saat berburu tiket promo. 3. Telaten, sabar dan pantang menyerah. Ketiga faktor internal yang sangat berperan dalam hal ini, mengingat banyak sekali orang yang juga menginginkan hal yang sama, sehingga ketiga aspek perilaku tersebut sangat diperlukan untuk memenangkan persaingan dalam berburu tiket promo. 4. Pilihlah travel umroh yang memiliki track record yang baik dan pengalaman dalam menangani umrah ala backpacker, sehingga mereka akan mampu mengatur segala keperluan peserta dan juga mengkalkulasikan biaya secara efisien dan efektif. Banyak jalan menuju Jeddah, dan umrah backpacker merupakan salah satunya yang patut dicoba. Tertarik?

Sumber : https://goo.gl/g3fqk4

 

Diah Andrini Dewi

A passionate learner and travel junkie

Instagram : @diah.a.dewi

Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page